JAINISME

 Jainisme adalah agama kuno yang berasal dari India, yang didirikan oleh Mahavira pada abad ke-6 SM, meskipun ajaran Jainisme sudah ada jauh sebelum masa hidup Mahavira. Agama ini menekankan pada prinsip non-kekerasan (ahimsa), kebenaran, dan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan. Jainisme mengajarkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki jiwa yang berharga, dan tujuan utama dalam hidup adalah mencapai pembebasan (moksha) melalui pengendalian diri, meditasi, dan disiplin moral.


Fakta

  1. Ahimsa Adalah Prinsip Utama.
    Salah satu ajaran utama dalam Jainisme adalah Ahimsa, atau non-kekerasan. Jainisme sangat menekankan untuk tidak menyakiti makhluk hidup dalam bentuk apa pun, bahkan dalam tindakan sehari-hari seperti berbicara atau berpikir. Karena itu, banyak penganut Jainisme yang menjadi vegetarian ketat.

  2. Paham Reinkarnasi dan Karma.
    Jainisme mengajarkan bahwa setiap tindakan, baik atau buruk, akan berpengaruh pada kehidupan berikutnya melalui hukum karma. Oleh karena itu, penganut Jainisme berusaha untuk menghindari tindakan yang dapat menambah karma buruk dan berusaha untuk membersihkan jiwa dari karma buruk melalui disiplin spiritual.

  3. Moksha adalah Tujuan Akhir.
    Seperti banyak agama India lainnya, tujuan akhir dalam Jainisme adalah mencapai moksha atau pembebasan dari siklus kelahiran kembali. Ini dicapai dengan melepaskan diri dari ikatan duniawi dan mengendalikan nafsu serta emosi.

  4. Jainisme Tidak Memiliki Tuhan Pencipta.
    Jainisme berbeda dari banyak agama besar lainnya karena tidak mempercayai Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Sebaliknya, Jainisme mengajarkan bahwa setiap jiwa dapat mencapai pembebasan dan tidak ada kekuatan penciptaan ilahi yang mengatur segalanya.

  5. Menghindari Kekerasan terhadap Semua Makhluk Hidup.
    Karena prinsip Ahimsa sangat penting, penganut Jainisme berhati-hati dalam setiap langkah mereka untuk menghindari menyakiti bahkan serangga kecil. Banyak dari mereka yang menyapu jalanan sebelum berjalan untuk memastikan mereka tidak menginjak makhluk hidup kecil.

  6. Praktik Pembersihan Diri Melalui Puasa dan Meditasi.
    Jainisme mengajarkan bahwa salah satu cara untuk membebaskan jiwa dari karma buruk adalah melalui puasa dan meditasi. Puasa adalah praktik penting, terutama pada festival Paryushana, di mana banyak umat Jain yang melakukan puasa sebagai bentuk disiplin spiritual.

  7. Simbol Jainisme - Swastika Terbalik.
    Jainisme menggunakan simbol swastika terbalik, yang melambangkan empat tahap keberadaan (kelahiran, kehidupan, kematian, dan pembebasan). Swastika ini juga mencerminkan penghargaan terhadap kehidupan dan pentingnya kelahiran kembali menuju pembebasan.

  8. Kehidupan yang Disiplin dan Sederhana.
    Jainisme mengajarkan kehidupan yang penuh dengan disiplin, dengan menghindari kemewahan dan kebiasaan konsumtif. Penganut Jainisme sering kali mengadopsi gaya hidup yang sederhana dan sangat menghargai kebersihan serta kesederhanaan.

  9. Jainisme Memiliki Dua Aliran Utama.
    Jainisme terdiri dari dua aliran utama: Digambara dan Śvētāmbara. Perbedaan utama di antara keduanya adalah pandangan mereka tentang pakaian. Digambara menganggap bahwa untuk mencapai kesempurnaan spiritual, seorang pertapa harus hidup telanjang, sementara Śvētāmbara mengizinkan pertapa mengenakan pakaian sederhana.

Post a Comment

0 Comments